Setelah pernah bersama-sama bersenang-senang
menyusuri Kuala Lumpur, Malaysia. Pada suatu hari di sela-sela jam istirahat
kerja, sahabat baikku Krisna Citra Negara,
kembali menawarkan untuk trip bareng ke Phuket Thailand. Tentunya saat itu
sedang ada promo dari maskapai Air Asia
--duh racunnya kuat banget deh*. Setelah cek harga dan tanggal (kembali
dengan cara flashpacker) akupun setuju dan
segera membeli tiket.
Jedah waktu dari pembelian tiket ke hari terbang
kurang lebih sekitar 6 bulan. Ini biasa kalau mau dapat promo tiket murah hehe.
Sebelum kesana aku sudah mulai mencari-cari informasi agar lebih mudah ketika
disana nanti, biar ngga nyasar juga ---nyasar
dihati adek aja mas*. Seluruh informasi yang perlu sudah kukumpulkan, baik
dari hotel, transport, spot-spot yang
harus dikunjungi sampai ke makanan halal, aku termasuk yang cerewet kalau soal
makanan halal ---padahal kalau makan juga
pasti semua habis*.
Setelah semua persiapan siap, tinggal menunggu harinya
saja, aku bersemangat ---ya iyalah mas,
wong kampung kayak saya bisa terbang aja dah senang kok, apalagi keluar
negeri #eh.
Sebelum berangkat aku sudah mempersiapkan 2 tujuan
yang harus dikunjungi yaitu Patung Big Budha dan Phi Phi Island. Pokoknya harus,
wajib, kudu kesana, soalnya sudah terbius dengan penampakan keindahannya di
internet. Dan berhubung waktu kami tak banyak, hanya 2 hari efektif disana,
waktu singkat itu harus kami gunakan sebaik mungkin ---bila perlu ga usah nginep deh, langsung stripping 2 hari dijalan, #mas
situ waras?
Hari yang kunantikan pun tiba segera tiba ---hari lamaran mas?
Bukan..bukan...maksudnya hari ke Phuket hehe. Karena dari Palembang tidak ada
penerbangan langsung ke Phuket Thailand, kami membeli penerbangan dulu Ke Kuala
Lumpur. Setelah menunggu kurang lebih enam bulan, tinggal satu minggu lagi
menuju Phuket.
![]() |
Hari pertama di airport Kuala Lumpur (abaikan gayanya) |
Tak sabar rasanya untuk melihat birunya lautan di
Pantai Patong phuket, berkenalan melihat penduduk atau turis sekitar memakai
bikini, tempat kami akan menginap nanti di sekitaran pantai Patong, kalau
di Bali ibaratnya di pantai Kuta.
Membayangkannya saja sudah bersemangat, apalagi setelah sampai disana nanti. Ah
pokoknya mupeng mupeng mupeng (muka pengen).
Tak pernah terbayangkan kalau perjalanan ke Phuket ini
nanti ternyata akan rusak total karena sebuah penyakit kecil. Menjelang 3 hari
sebelum terbang ada sariawan kecil di bibirku, ya sudahlah pikirku cuma
sariawan ini, aku pake albot*l aja biar cepat sembuh. Esoknya sariawannya agak
membesar dan ternyata malah nambah, good
job malah sekarang mendua sariawannya. Dan yang bikin tidak tahan,
sariawannya di lidah, jadinya kalau makan terasa perih sekali, jangankan buat
makan, bicara aja perih sekali, ---seperih
ketika kau tinggalkan #skip.
Besoknya malah bertambah lagi satu, damn di hari terbang malah kau tigakan
aku. Beneran loh, kalau sudah keroyokan sariawannya nyiksa banget.
Dipenerbangan kami pagi hari ke Kuala Lumpur aku benar-benar menjadi kalem seperti biasanya #hello, tak banyak bicara, boro-boro
bicara, nelan air ludah saja perih sekali. Disaat penerbangan temenku nawarin
makan kripik, rasanya pedas, disaat masuk mulut dan mengigit tak sengaja
terkena sariawan, lidahku seperti terbakar ---serius loh ini sama rasanya kayak terbakar cemburu*
![]() |
karon view point |
Sampai di Kuala Lumpur kamipun beristirahat di
bandara menunggu penerbangan selanjutnya di sore ke Phuket. Selama di bandara
aku benar-benar tak bersahabat, males diajak ngomong, males gerak, mudah sensi
---lagi dapet ya? semua gara-gara sariawan
yang beranak pinak ini. Aku menggerutu di hati, tambahin aja deh sekalian biar
tambah parah. Sorepun kami sampai di Bandara Phuket Internasional. Langsung
saja kami ke penginapan dengan jemputan yang sudah kami pesan lewat hotel.
Setelah sampai aku baru sadar kalau tak sengaja jaketku ketinggalan dimobil
jemputan tadi, another bad luck. Saat
kami sampai hari sudah malam, malam itu kami hanya beristirahat mengisi tenaga
untuk esok harinya. Keluarpun hanya untuk makan malam di pasar sekitar hotel.
Tuhan memang mendengar do’a hambanya, besoknya
ketika aku bangun, sariawanku bertambah lagi, resmi sudah menjadi empat, thanks God. Meski menahan perih aku tetap ikut jalan-jalan di hari pertama
kami. Di hari pertama kami hanya mengelilingi Phuket, sebenarnya disini tak
jauh beda dengan perjalanan kami di Bali dulu, kita bisa menyewa motor agar
lebih murah. Berhubung kami rame, kami memutuskan menyewa van untuk satu hari.
![]() |
Big Budha Phuket |
Driver yang kami sewa ini sangat bersahabat,
namanya Hiyub. Dia mengajak kami mengelilingi Phuket dimulai dari Karon View,
disini mirip dengan di Uluwatu Bali, kita bisa melihat indahnya lautan dan
pantai dari atas tebing. Disini tak sengaja aku bertemu pemilik elang yang
menyewakan elangnya untuk difoto bersama kita dengan harga 100 bath Thailand,
atau kira-kira sebesar 40 ribu rupiah, akupun berfoto dengan si mbak yang
punya elang. Agak susah untuk berkomunikasi disini, soalnya tak banyak yang
bisa berbahasa Inggris, alhasil aku banyak menggunakan bahasa Tarzan selama
disana.
Puas melihat-lihat di Karon View, kamipun diajaknya
melihat Big Budha Phuket. Disaat kami kesana, sedang dilakukan perbaikan,
alhasil view foto kami tak maksimal ---tapi
kau tetap indah dimataku mas, apaan sih*. Puas melihat-lihat di Big Budha
Phuket kamipun kembali ke driver kami mas
Hiyub tadi untuk menuju tempat wisata lain.
![]() |
Wat Chalong |
Kami diarahkan menuju Wat Chalong, disini mata kita
disuguhi dengan kuil-kuil yang cantik. Langsung saja kami berjalan kedalam, aku
mencoba mengajak Hiyub untuk ikut bersama kami, tapi dia menolak kalem dan
menunggu di mobil. Kamipun lanjut melihat-lihat di dalam Wat Chalong, dan
pastinya berfoto. Aku memaksakan diri menikmati jalan-jalan ini, karena
perihnya sariawanku bertambah parah, cuaca disana sedang panas-panasnya.
![]() |
Wat Chalong |
Selepas dari Wat Chalong, kami ke Silk Centre,
pusat sutera, aku tak tertarik untuk melihat-lihat. Pertama karena aku sedang
sakit ---duh ile sariawan aja
dibesar-besarin*. Kedua karena aku muslim, dan pria muslim haram memakai
sutera. Jadinya aku cuma melihat sekilas saja, sedangkan para ladies gelap mata, dasar uh.
Selanjutnya kami dibawanya ke pusat belanja di
Phuket, aku lupa apa namanya, aku tak menikmatinya sama sekali, karena cuaca
yang panas membuat bibir jadi kering dan kulit disekitaran sariawanku ikut
kering, alhasil kulitnya jadi mengelupas dan ketika kutarik malah berdarah. Oh
Tuhan apa dosaku #banyak. Perjalanan
yang tadinya terpaksa dinikmati berubah menjadi tak menikmati sama sekali. Aku
sibuk mengelapi darah di bibirku yang seksi sepanjang jalan.
![]() |
Hiyub, driver yang kami sewa seharian penuh |
Akupun meminta pulang ke hotel karena makin perih
dan kebetulan sudah mulai gelap, sebagian dari kami berpisah, ada yang lanjut
ke bandara lagi untuk terbang. Sisanya cuma aku berdua bersama Riduan kembali ke hotel dan beristirahat. Riduan
bersemangat untuk lanjut ke Phi Phi Island besok. Sedangkan aku sibuk mengurusi
perihnya hatiku, eh perihnya bibir, lidah ku. Sesampainya di hotel aku langsung
ke kasur tanpa ba bi bu. Ilang sudah semangatku untuk explore Phuket.
Malam itu aku tak makan, bagaimana mau makan, nelen
ludah aja sudah berjuang nahan perih. Akhirnya akupun tidur lebih awal, hal
yang tak pernah kulakukan ketika sedang dalam travellling. Besok paginya Riduan
bertanya padaku jadi atau tidak ke Phi Phi Island, dia agak ragu bertanya
karena dia tahu aku sedang tidak dalam mood yang bagus. Dari malam sampai ke
pagi aku tak bisa makan, akupun mengatakan tidak jadi ke Phi Phi Island, “Kalau
kamu mau kesana tidak apa-apa kok, biar aku istirahat di hotel”, akhirnya si
Riduan pun tidak jadi juga kesana. Siangnya kami hanya berjalan-jalan
disekitaran hotel untuk mencari mobil jemputan yang membawa ke bandara lagi.
![]() |
Suasana di deket hotel |
Malamnya kami pun terbang lagi ke Malaysia dan
menginap disana. Sisa waktu 1 hari kami manfaatkan untuk explore Kuala Lumpur
karena ada teman baikku disana Zaheer Husain. Dan di Kuala Lumpur ini
kesialanku belum berakhir. Pada catatan selanjutnya akan kuceritakan betapa
besar jasa Zaheer Husain yang menolong kami ketika terkunci di Kuala Lumpur.
Don’t stop dreaming, because everything comes from
dream.
Mantap..
ReplyDeleteUntung beh yg aq sonop itu dak di masukke,wkk..
tenang be dak dimasuke hahah
DeleteMantap..
ReplyDeleteUntung beh yg aq sonop itu dak di masukke,wkk..
My dear fried Feri Nigam,
ReplyDeleteThanks to write my name,, hahaha.. I hope you will join with us in other trip.
hopefully cik, peh india
DeletePaling gak enak kalo ngetrip sakit. Sariawan mah masih okelah ya. Lha aku, kena diare >.<
ReplyDeleteomnduut.com
sariwawan men lah ditambah bibir seksi bedarah hadeeeh
Delete